Siapa bilang investasi saham harus ribet mantengin grafik, jual-beli setiap hari, dan ikut stress sama fluktuasi harga?
Kalau kamu lebih suka main santai tapi tetap cuan, strategi dividen investing bisa jadi jalan ninja kamu untuk menghasilkan passive income dari pasar saham.
Strategi ini cocok banget buat kamu yang ingin membangun penghasilan jangka panjang secara pasif, tanpa harus jadi trader harian.
Yuk, simak bagaimana cara kerja dividen investing, bagaimana memilih saham yang tepat, dan kenapa ini bisa jadi salah satu strategi investasi paling “damai” tapi tetap menguntungkan.
Apa Itu Dividen Investing?
Dividen investing adalah strategi berinvestasi di saham-saham yang secara rutin membagikan dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham.
Berbeda dengan capital gain (keuntungan dari selisih harga beli dan jual), dividen memberikan kamu penghasilan tunai langsung ke rekening, bahkan tanpa harus menjual saham tersebut.
Cocok untuk:
- Kamu yang ingin pendapatan pasif jangka panjang
- Investor yang tidak mau ribet mantengin pasar tiap hari
- Orang yang ingin “menabung saham” sambil tetap dapat hasil rutin
Contoh Saham Dividen Favorit di Indonesia
Beberapa saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikenal royal membagi dividen tiap tahun, bahkan dua kali setahun:
- BBCA (Bank Central Asia)
- UNVR (Unilever Indonesia)
- TLKM (Telkom Indonesia)
- BMRI (Bank Mandiri)
- ADRO (Adaro Energy)
Saham-saham ini dikenal stabil, berfundamental kuat, dan punya dividen yield yang menarik.
Bagaimana Cara Menilai Saham Dividen yang Bagus?
1. Cek Dividen Yield
Dividen yield adalah persentase dividen dibanding harga saham. Misalnya, jika saham seharga Rp5.000 membayar dividen Rp250, berarti yield-nya 5%.
- Yield 3–7% sudah termasuk menarik dan sehat
- Hati-hati dengan yield yang terlalu tinggi (>10%), karena bisa jadi tidak berkelanjutan
2. Perhatikan Konsistensi Pembayaran
Pilih perusahaan yang rutin membayar dividen setiap tahun, bahkan dalam kondisi ekonomi yang sulit.
- Cek histori dividen 5–10 tahun terakhir
- Perusahaan yang konsisten menunjukkan kinerja yang stabil
3. Lihat Rasio Pembayaran (Dividend Payout Ratio)
Ini menunjukkan seberapa besar laba bersih yang dibagikan sebagai dividen. Rasio ideal biasanya di bawah 80%, artinya perusahaan masih punya dana cukup untuk ekspansi.
4. Pastikan Fundamental Perusahaan Kuat
Dividen yang tinggi tapi berasal dari perusahaan yang bermasalah secara finansial justru berisiko. Pastikan perusahaan punya:
- Laba bersih yang stabil atau tumbuh
- Rasio utang sehat
- Prospek bisnis jangka panjang yang baik
Strategi Membangun Portofolio Dividen
1. Mulai dari Saham Blue Chip
Gunakan saham-saham mapan yang terbukti konsisten membagikan dividen dan punya basis bisnis kuat.
2. Diversifikasi Sektor
Jangan hanya mengandalkan satu sektor. Gabungkan perbankan, infrastruktur, consumer goods, dan energi agar tetap stabil jika satu sektor sedang lesu.
3. Reinvestasikan Dividen
Gunakan kembali dividen yang kamu terima untuk membeli lebih banyak saham, agar portofolio kamu terus tumbuh secara otomatis (compounding).
Keuntungan Dividen Investing
- Passive income rutin langsung ke rekening
- Tidak terpengaruh fluktuasi jangka pendek
- Cocok untuk persiapan pensiun atau tabungan masa depan
- Bisa memberikan hasil yang lebih stabil daripada trading
Hal yang Perlu Diwaspadai
- Harga saham tetap bisa turun meski ada dividen
- Dividen bisa tidak dibagikan jika laba menurun
- Tidak cocok untuk kamu yang ingin cuan cepat
Dividen investing adalah permainan jangka panjang. Butuh kesabaran, kedisiplinan, dan konsistensi.
Contoh Simulasi Penghasilan Dividen
Misalnya kamu punya 10.000 lembar saham TLKM yang harganya Rp4.000 dan dividen tahunan Rp200 per lembar.
Total dividen = 10.000 x Rp200 = Rp2.000.000 per tahun
Jika kamu reinvestasikan setiap tahun, nilainya akan terus bertambah – tanpa kamu harus jual sahamnya!
Dividen investing adalah strategi cerdas bagi investor yang ingin tenang tapi tetap cuan. Kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif yang stabil tanpa harus jual-beli setiap hari atau stress lihat pergerakan harga saham.
Dengan memilih saham yang tepat dan mengelola portofolio dengan baik, kamu bisa membangun “mesin uang” yang bekerja untukmu – bahkan saat kamu tidur.